Mengenal Entobotani Dari Geopark Pegunungan Meratus
Salah satu kekayaan hayati yang bisa ditemukan di Geopark Pegunungan Meratus sekaligus bentuk kebudayaan lokal yang patut dilestarikan adalah entobotani. Entobotani merupakan sistem pengetahuan tradisional dari suatu kelompok masyarakat atau etnik mengenai keanekaragaman sumber daya hayati, konservasi dan budaya.
Memiliki berbagai macam kekayaan alam yang berlimpah menjadikan masyarakat lokal berupaya untuk mengolah kekayaan tersebut menjadi sesuatu yang lebih berguna untuk kehidupan mereka.
Masyarakat secara tradisional dan sederhana mencoba membuat berbagai bentuk pengobatan tradisional melalui tanaman dan tumbuhan di sekitar mereka. Hal ini tentu menarik melihat bagaimana pengetahuan masyarakat tentang berbagai manfaat dari tanaman yang tumbuh di Pegunungan Meratus ternyata dapat berguna hingga saat ini.
Ada berbagai cara masyarakat memanfaatkan tumbuhan tersebut, mulai dari akar hingga buahnya. Masing-masing memiliki gunanya sendiri serta metode penggunaannya yang berbeda-beda. Berikut ini penjelasannya.
Tanaman yang diambil akarnya
Yang pertama dimanfaatkan akarnya sebagai pengobatan adalah Limpas Walang (Baccaurea javanica). Limpas Walang ini oleh masyarakat lokal digunakan sebagai obat demam. Cara penggunannya adalah dengan merendam akar Limpas Walang dalam air selama beberapa saat lalu air rendaman tersebut diminum oleh pasien.
Ada juga tanaman Pasak Bumi yang sudah cukup terkenal atau nama ilmiahnya adalah Eurycoma longifolia yang berfungsi sebagai penambah stamina. Cara penggunaannya adalah setelah akar dibersihkan kemudian dipotong pangkal akarnya, direbus dahulu lalu air rebusan tersebut diminum.
Lalu ada tanaman Sampai Ringan (Schizaea digitata) yang berfungsi sebagai pelancar buang air kecil. Cara penggunaannya adalah dengan merendam akar pada air panas dan meminum airnya.
Tanaman Teja (Ziziphus sp) juga dimanfaatkan akarnya untuk pengobatan ibu yang baru saja melahirkan. Caranya adalah dengan merebus akar dari tanaman Teja dan air rebusannya diminumkan pada ibu yang baru saja melahirkan.
Adapula tanaman yang dimanfaatkan rimpang akarnya yaitu Banglai (Zingiber cassumunar) yang digunakan untuk mengobati gatal-gatal karena alergi dan ada Temulawak (Curcuma zantorrhiza) untuk menambah nafsu makan dan mengatasi hepatitis. Cara penggunaan Banglai adalah dengan memarutnya lalu dioleskan. Sedangkan Temulawak digunakan dengan cara ditumbuk lalu direbus atau direndam air panas dan diminum.
Tanaman yang diambil batangnya
Akar Kuning Laki (Arcangelisia flava) berguna untuk mengatasi penyakit liver. Cara penggunaannya adalah dengan merendam batang tersebut dalam air lalu air tersebut diminum oleh pasien.
Carikan habang dan carikan putih (Derris sp) adalah tanaman yang bisa mengatasi batuk dan berak berdarah dengan cara memotong-motong batangnya. Air yang keluar dari batang itulah yang diminum oleh pasien.
Sedangkan tanaman Cawat Hanoman (Tetrastigma sp) juga dimanfaatkan untuk mengatasi batuk. Cara penggunannya adalah dengan memotong-motong batang tersebut, kulitnya dibuang lalu direbus dan air rebusan tersebut diminum.
Ada pula tanaman Pelawan (Tristaniopsis sp) yang digunakan untuk mengobati asma dan liver dimana yang dimanfaatkan adalah air yang keluar dari batang tersebut. Batang dilukai lalui air yang keluar dari batang itulah yang diminum.
Sembilikan (Caesalpinia sp) adalah tanaman yang dimanfaatkan untuk obat mata. Caranya adalah dengan meneteskan air yang keluar dari batang Sembilikian ke mata.
Tampak Badak (Tabernaemontana sp) dimanfaatkan getah dari batangnya untuk mengatasi keracunan dan penangkal rampisan (minyak racun yang menyerang tenggorokan. Caranya adalah dengan mengumpulkan getah batang Tampar Badak dalam satu wadah berisi gula pasir (agar getah tidak membeku) lalu getah tersebut diminum.
Tatau (Derris sp) digunakan untuk mengatasi berak berdarah dan luka dalam. Cara memanfaatkannya dengan meminum air yang keluar dari batang tersebut.
Ada pula yang dimanfaatkan kulit batangnya seperti Teja yang kulit batangnya ditumbuk lalu digunakan sebagai campuran bedak dingin. Atau Bungur (Lagerstroemia sp) untuk mengatasi diabetes. Cara penggunaannya adalah dengan merebus kulit batang Bungur lalu meminum airnya.
Tanaman yang dimanfaatkan daunnya
Girang-girang (Leea sp) dimanfaatkan untuk mengobati luka. Caranya adalah dengan meremas-remas pucuk daunnya lalu ditempelkan pada luka yang mau diobati.
Serangkai adalah tanaman yang bisa diolah menjadi teh ketika pucuk daunnya, baik segar atau kering, diseduh dengan air panas.
Sungkai (Peronema canescenes) dapat digunakan sebagai obat malaria. Caranya adalah dengan menumbuk pucuk daun tanaman Sungkai dan memakannya langsung.
Tanaman yang dimanfaatkan buahnya
Kilayu (Aglaia sp) dimanfaatkan buahnya untuk mengobati diare. Buah Kilayu yang berwarna merah tua sampai hitam dapat dimakan langsung.
Marsihung (Brucea Javanica) digunakan untuk mengatasi malaria. Buahnya cukup ditumbuk dan dimakan langsung oleh pasien.
Lalu ada juga buah Palas (Areca sp) dan buah Paler Warik yang juga digunakan untuk mengatasi diare. Cara penggunaannya sama yaitu cukup dimakan langsung saja.
Selain itu ada pula tanaman Pacing-pacing yang digunakan untuk mengatasi sakit ibu yang baru saja melahirkan, seluruh tanaman ini direbus lalu air rebusannya diminum. Dan tanaman Mata Bulanang (Adenanthera sp) yang diambil bijinya untuk menyembuhkan berak dan batuk darah. Biji tanaman ini akan ditumbuk, lalu direndam dalam air panas dan air rendaman ini yang diminum.