Dorong Geopark Meratus Jadi Geopark Global, BPGM Kalsel Ajak Awak Media Kunjungi Sejumlah Situs
BADAN Pengelola Geopark Meratus (BPGM) Kalimantan Selatan terus melakukan berbagai upaya, agar situs warisan budaya milik Kalsel mendapat pengakuan secara internasional.
UNTUK mendukung hal tersebut, BPGM Kalsel mengajak para awak media mengunjungi beberapa situs yang ada di Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin dan Barito Kuala, Sabtu (9/12/2023).
Kunjungan itu bermula dari Pasar Terapung Lok Baintan, kemudian ke Museum Wasaka, Kampung Sasirangan di Sungai Jingah, Pengrajin Kelotok di Desa Pulau Sewangi, Pulau Curiak, dan berakhir di Situs Pemandangan Tongkang Batubara di kawasan Jembatan Barito.
Ketua Harian BPGM Kalsel Hanifah Dwi Nirwana mengatakan, situs geopark Meratus ini ada sebanyak 54 situs warisan budaya yang tersebar di Kalimantan Selatan, dijadikan sebagai pariwisata berbasis kelestarian lingkungan yang termasuk dalam Geopark Meratus. “Hari ini ada beberapa situs yang kita kunjungi, seperti ‘Kampung Seribu Jukung’ di Pulau Sewangi, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala,” tuturnya.
“Sebagian besar masyarakat Desa Pulau Sewangi ini adalah pengrajin pembuat jukung. Tentu ini sangat istimewa, karena kita melihat sendiri aktifitas masyarakat di sana, sehingga juga bisa menjadi atraksi wisata,” ujarnya. “Selain masyarakat di sana membuat jukung, mereka membuat berbagai miniatur dari limbah kayu, tentu ini bisa memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat di Pulau Sewangi,” ujarnya.
Hanifah Dwi Nirwana yang juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Kalsel ini menjelaskan, bahwa dari kunjungan ke kawasan ini untuk menemukan keajaiban Meratus. “Sebenarnya ini bukan hanya buat kita yang ada di sini, tetapi seluruh pihak. Bagaimana konservasi itu tidak harus dilakukan pihak lain, tetapi juga inisiasi perorangan yang bisa lakukan konservasi itu sendiri,” ucapnya. “Pulau Curiak ini luar biasa, mudah-mudah ini inspirasi yang baik dari wartawan memberikan dukungan, langkah dan upaya konservasi yang dilakukan situs-situs yang ada,” ujarnya lagi.
Hanifah juga tak ketinggalan menyebutkan, yakni untuk Situs Kampung Sasirangan yang ada di Kawasan Sungai Jingah, akan dievaluasi untuk peningkatan kawasan. “Pekerjaan Rumah (PR) cukup berat di Kampung Sasirangan, dan ini sudah merupakan kampung tematik yang sudah ditetapkan oleh Pemkot Banjarmasin, dan juga jadi Situs Geopark. Sehingga PR kita yakni, pengelolaan sampah yang belum maksimal,” bebernya.
“Kemudian pengelolaan limbah yang di hasilkan dari pembuatan kain sasirangan itu sendiri, itu juga menjadi perhatian kita. Mengingat Kampung Sasirangan itu akan menjadi menjadi bagian penting yang menjadi perhatian kita untuk Geopark Meratus,” imbuhnya
Artikel ini telah tayang di jejakrekam.com dengan judul:
Tak Ada Bebatuan, Ternyata Berikut Penyebab Pasar Terapung Jadi Situs Geopark Meratus