Desa Sewangi Masuk Jajaran Situs Geopark Meratus, Pemesanan Jukung Meningkat
Headline9.com, MARABAHAN – Selepas mendapat dukungan Badan Pengelola (BP) Geopark Meratus. Desa Sewangi, Alalak, Barito Kuala, mendadak banjir pesanan. Nilai jual jukung (perahu-red) tradisional mereka laris diharga Rp24 juta – di atas Rp50 juta.
Salah seorang pengrajin perahu tradisional, Hatta, mengaku, bangga jadi bagian situs Geopark Meratus. Tentu, berdampak pada penjualan dan tingginya jam terbang pemesanan jukung alias perahu.
“Setiap hari pemesanan ada aja. Kalau ditanya harga rata-rata ada yang Rp20 juta – Rp30 juta tergantung jenis kayu sebagai bahan bakunya,” ujarnya, kepada sejumlah pers, Sabtu (9/12/2023), dalam rangkaian kegiatan ‘Menemukan Keajaiban di Geopark Meratus’.
Diungkapkan Hatta, rata-rata pemesan perahu adalah masyarakat pesisir yang profesinya nelayan. “Aluh-Aluh, Tabunganen, Tamban, Tanah Bumbu,” beber dia. Pembeli terjauh, dibeberkannya, adalah Kapuas (Kalteng), Batakan (Tala) dan Kabupaten Kotabaru. Anggota Fokdarwis Batola, Saiful Fahri, menuturkan, industri rumah pembuatan perahu yang menguntungkan itu mayoritas diisi pegawainya 20 – 30 orang.
Sementara harga yang ditawarkan bevariatif, mulai Rp24 juta sampai paling mahal seharga Rp50 juta. Ini mampu menghidupi perekonomian mereka, apalagi setelah menjadi bagian situs Geopark Meratus. “Dari data kantor desa setempat, ada 900 Kepala Keluarga (KK) dengan total keseluruhan sebanyak 3.000 jiwa di Sewangi ini,” beber Saiful Fahri. Dalam sejarahnya, jukung merupakan transportasi penting untuk pelosok wilayah. Mengingat, zaman dulu cakupan sungai sangat luas sehingga efektivitas penggunaan perahu jadi alat penting dimasanya. Kepala Desa Sewangi, Syarifah Syaufiah, mengaku sudah ada puluhan perahu yang dipesan. Termasuk yang mendominasi adalah perusahaan plat merah. Dirinya selaku pemangku kepentingan di Desa Sewangi ini mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan BP Geopark Meratus. Salah satunya adalah dibangunkannya fasilitas dermaga.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan dan akan kami kelola dengan baik. Diharapkan, mampu menjadi penghasilan warga,” ucap dia. Karena rata-rata 70% mayoritas warga Desa Sewangi merupakan pengrajin perahu. Maka, kawasan yang masuk dalam situs geosite tersebut menjuluki diri sebagai ‘desa wisata – kampung seribu jukung’. Dari hasil rangkaian tour kali ini, Ketua Harian BP Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana, mengatakan, untuk menjadi situs Geopark. Tak hanya kawasan bebatuan dan pegunungan yang dititik fokuskan. Ia berharap, situs ini mampu membawa dampak positif untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Sejarah dan keunikannya itu menjadi saksi geosite. “Sungai Martapura itu kan juga berkaitan dengan Meratus. Mulanya air sungai itu berasal dari pegunungan Meratus sendiri,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di headline9.com dengan judul:
Tak Ada Bebatuan, Ternyata Berikut Penyebab Pasar Terapung Jadi Situs Geopark Meratus