Blog

Berkunjung ke Rumah Adat Dayak

by in Uncategorized @id April 25, 2019

Mengunjungi kawasan Geopark Pegunungan Meratus tak lengkap rasanya jika tak ikut menengok keunikan rumah adat masyarakat Dayak Meratus yang tinggal di sana. Ada begitu banyak jenis rumah adat Suku Dayak Meratus dan masing-masing memiliki keunikannya tersendiri. Untuk memahami lebih jauh tentang keunikan dari rumah adat Suku Dayak Meratus, artikel ini akan membahasnya sekilas.

Berbagai macam jenis rumah adat Dayak

Mari mulai dengan mengenal aneka ragam rumah Suku Dayak Meratus yang bisa dijumpai. Ada rumah adat Bubungan Tinggi, Rumah Gajah Baliku, Rumah Palimasan, Rumah Balai Rini, Rumah Tadah Alas, Rumah Gajah Manyusu, Rumah Balai Laki, Rumah Palimbangan, Rumah Cacak Burung, Rumah Lanting, Rumah Joglo Gudang atau Rumah Joglo Banjar, Rumah Bangun Gudang, Rumah Pajang, Rumah Balai, dan Rumah Baloy.

Keunikan rumah adat Dayak

Rumah Bubungan Tinggi

Rumah adat ini adalah salah satu jenis rumah adat tradisional yang ada di Kalimantan Selatan. Ciri khasnya adalah memiliki atap yang menjulang tinggi. Awalnya model rumah seperti ini adalah rumah Kesultanan Kalimantan Selatan, tetapi seiring berjalanannya waktu banyak masyarakat yang meniru bentuk rumah tersebut. Meskipun dulunya adalah rumah kesultanan, karena banyak masyarakat yang meniru bentuknya sekarang rumah ini menjadi ciri bangunan masyarakat Banjar.

Rumah Gajah Baliku

Ketika digunakan oleh Kesultanan Kalimantan Selatan, rumah gajah baliku ini digunakan sebagai tempat tinggal Warit Raja atau mereka yang merupakan keturunan garis pertama raja atau bubuhan gusti. Mereka ini adalah para calon pengganti sultan jika terjadi sesuatu pada sultan saat itu.

Rumah ini mirip dengan bubungan tinggi tetapi terdapat perbedaan pada ruang paluran atau ruang tamunya. Atap rumah gajah baliku juga terbuat dengan atap perisai (atap gajah) dan lantai datar sehinggi menghasilkan bentuk ruangan yang disebut ambin sayup. Di kedua ujung anjungan rumah mereka memakai atap pisang sasikat (atap sengkuap).

Rumah Gajah Manyusu

Salah satu ciri dari rumah ini adalah bentuk atap limas dengan hidung bapicik (atap mansart) pada bagian depannya. Anjung rumah memiliki atap pisang sasikat sedangkan serambinya beratap sindang langit.

Awalnya rumah gajah manyusu memiliki bentuk konstruksi segi empat yang memanjang ke belakang dan bagian depannya ditutupi dengan atap perisai bunting atau hidup bapicik. Atap perisai ini akan menutupi dari ruang surambi pamedangan hingga ruangan di belakangnya.

Rumah hidup bapicik ini kemudian mulai mengalami perkembangan dengan menambahkan ruangan pada satu sisi bangunan atau pada kedua sisinya. Kedua ruangan tambahan ini berukuran sama panjang yang kemudian disebut dengan disumbi. Ruang tambahan tersebut dengan anjung dan bentuk inilah yang dinamakan rumah gajah manyusu.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *