Menilik 5 Situs Unik Geopark Meratus di Barat Kalsel
Headline9.com, – Geologi (kekayaan alam), Biologi, Budaya (culture) menjadi salah satu bagian warisan dalam situs Geopark Meratus. Bicara Kalsel, banyak yang menarik untuk diulas sebagai persiapan menuju Unesco Global Geopark.
Jika dilihat, Kalsel juga mempunyai kekayaan alamnya, keunikan keanekaragaman hayati, melimpahnya kebudayaan. Ini pun cukup mewakili Badan Pengelola (BP) Geopark Meratus untuk semakin mengejar keterikatan dunia oleh Unesco Global Geopark.
Dibagian Barat di Kalsel misalnya ada beberapa situs atau site Geopark Meratus yang menarik untuk dilihat dan mampu dikenal oleh mata dunia. Tercatat ada 5 situs wajib dikunjungi sebagai destinasi wisata.
- Pasar Terapung Lok Baintan (Kabupaten Banjar)
Disisi barat, situs ini sudah lama dikenal sebagai transaksi jual beli masyarakat dan pedagang pada zaman dulu. Ternyata, pasar yang beraktivitas di atas air tersebut masuk dalam situs Geopark Meratus. Tenaga Ahli Bidang Perencanaan BP Geopark Meratus, Resita Rahmitiasari, menyebut, keberadaan sungai itu terbentuk akibat kejadian bumi yakni pada pengangkatan Pegunungan Meratus sekitar 5 – 1 juta tahun yang lalu.Termasuk tersusun oleh endapan aluvial sungai seperti pasir, lumpur/lempung, serta beberapa tempat bisa terdapat intan. Bahkan, keberadaan pasar terapung sudah ada sejak zaman Kesultanan Banjar.“Sehingga, keberadaan sungai ini dipengaruhi oleh Pegunungan Meratus yang terbentuk sejak 200 tahun yang lalu atau zaman zura,” ungkapnya.
- Museum Wasaka (Banua Anyar – Banjarmasin)
Museum Wasaka atau Waja Sampai Kaputing. Bangunan bergaya khas rumah banjar tersebut banyak menyimpan benda-benda bersejarah. Yang terkenal, adalah peningggalan lencana, senjata dan baju militer Brigadir Jenderal (Brigjen) H Hasan Basri. Menarik lagi, Museum Wasaka juga masuk dalam jajaran situs Geopark Meratus. Bahkan, barang-barang peninggalan zaman kolonial Belanda tersimpan rapi ditempat tersebut bahkan semua bendanya asli.
- Kampung Sasirangan (Sei Jingah – Banjarmasin)
Kampung Sasirangan ini sudah ditetapkan sebagai situs Geopark Meratus yakni culture (budaya). Apalagi, ini merupakan warisan budaya tak benda. Di mana, Sasirangan di ambil dari sirang yang artinya ‘jelujur’. “Ini upaya kita dalam mengkonservasi budaya yang mana Indonesia itu tak hanya dikenal dengan batiknya. Melainkan, kita punya ciri khas sendiri bahwa Kalsel juga memiliki Sasirangan,” ucapnya Tenaga Ahli Perencanaan BP Geopark Meratus, Resita Rahmitiasari. Ketua Harian BP Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana, menyampaikan, Kampung Sarirangan merupakan bagian dari Geopark. Hal ini tak terlepas dari kebudayaan yang di menjadi ciri khas mendarah daging. Terlebih, mampu bertahan sebagai penopang perekonomian. “Sehingga, ini bisa kita kenalkan kepada wisatawan. Bahkan, kawasannya sudah ditetapkan sebagai situ Geopark Meratus,” ungkap yang juga menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Selatan.
- Pembuatan Kapal Tradisional Desa Sewangi (Alalak – Barito Kuala)
Nah, hal unik disitus ‘culture’ ini adalah semangat dari pengrajin jukung (perahu-red) yang turun temurun hingga puluhan tahun lamanya sudah menekuni geliat tersebut sebagai penopang perekonomian mereka. Desa ini juga sering didatangi oleh pelancong (wisatawan) asing dari belahan dunia yang penasaran untuk melihat langsung pembuatan perahu tradisional. Kepala Desa Sewangi, Syarifah Saufiah, turut bersyukur karena desanya sudah mulai terbuka atas bantuan BP Geopark Meratus yang membantu mewujudkan ini sebagai warisan situs kebudayaan di Kalsel. “Nanti kami akan rampungkan Peraturan Desa (Perdes) agar penataan pengelolaannya bisa lebih baik lagi seiring disahkannya badan hukum. Termasuk, melihat jumlah kunjungan wisatawan (turis asing) yang terus menerus datang tentuk berdampak positif mendongkrak perekonomian masyarakat di sini,” tuturnya.
Dijadikannya situs dalam Geopark Meratus adalah, melihat potensial desa tersebut kokoh mempertahankan tradisi yang diwariskan pendahulunyan. Hampir 70% warganya, pengrajin perahu. Sehingga, keunikan itu lah yang membuatnya dinobatkan dijajaran situs.
- Konservasi Bekantan Curiak (Pulau Curiak – Barito Kuala)
Situs ini ternyata mampu menyihir pengunjung untuk mengenal lebih dalam tentang satwa yang dilepas di alam liar sebagai endemik langka. ‘Bekantan’ hewan primata yang dilindungi ini dikenal sebagai maskotnya Kalsel tersebut tercatat banyak dijumpai di Pulau Curiak (Curiak Island) tepat di bawah Jembatan Barito.“Ini sangat luar biasa dan upaya konservasi tak harus dilakukan di kawasan. Tetapi, juga bisa dilakukan perseorangan. Semoga ini bisa menjadi pengalaman (experience) bagus kita bersama. Ditambah lagi, kepedulian serta kunjungan turis asing dapat mengenal lebih dalam tentang situs ini,” tambah Ketua Harian BP Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana. Sementara, Founder Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia, Amalia Rezeky, mengaku, bahwa Pulau Curiak sempat didatangi tim Unesco Global Geopark. Apalagi, kata dia, pulau yang tak jauh dengan ikoniknya Kalsel yakni Jembatan Barito dinyatakan layak sebagai kawasan Geositenya Geopark Meratus. “Apalagi, keanekaragaman hayatinya yang unik khas ekosistem lahan basah serta tak lupa kita memiliki primata endemik Kalsel,” bebernya. Dari kelima situs ini sudah diajukan dan menunggu untuk menyandang predikat internasional. Rencananya, lewat media yang turut hadir di lokasi. Penilaiannya bakal dilakukan paling lambat Februari 2024 nanti.
Artikel ini telah tayang di headline9.com dengan judul:
Tak Ada Bebatuan, Ternyata Berikut Penyebab Pasar Terapung Jadi Situs Geopark Meratus
https://headline9.com/33054/menilik-5-situs-unik-geopark-meratus-di-barat-kalsel/