Cerita Unik Dibalik Tato Khas Masyarakat Dayak
Tato dalam kebudayaan masyarakat Dayak adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka. Meski tidak semua suku Dayak memiliki tato, dan tidak pula memiliki tato yang sama. Dari website Geopark Pegunungan Meratus sendiri pengunjung dapat melihat bagaimana keunikan dari tato yang dimiliki masyarakat Suku Dayak.
Masyarakat Suku Dayak menyebut tato dengan sebutan “tutang.” Karena merupakan sebuah tradisi sejak turun temurun cara pembuatan tato dan peletakannya harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak boleh sembarangan. Mereka percaya tato yang berwarna hitam ini nantinya akan menjadi warna emas dan menjadi penerang menuju jalan keabadian setelah mereka mati dan telah melalui upacara Tiwah.
Fungsi tato bagi Suku Dayak
Yang pertama tato adalah penanda bahwa pemiliki tato merupakan keturunan asli Suku Dayak. Mereka juga diberi tato dengan tujuan agar selalu terlindungi dari pengaruh roh jahat.
Kedua, tato dibuat sebagai penanda bahwa pemilik tato tersebut telah lulus Kinyah atau seni bela diri dengan menggunakan Mandau.
Ketiga, tato juga merupakan bentuk penghargaan bagi seseorang, bentuk penghargaan atas jasanya menolong orang sakit atau mengobati berbagai penyakit, penghargaan atas keberanian di medan perang dan penanda bahwa pemiliknya telah merantau ke berbagai suku.
Keempat, wanita yang memiliki tato pertanda mereka sudah siap menikah.
Kelima, tato berfungsi sebagai penanda status sosial seseorang.
Pembuatan tato Suku Dayak
Pada zaman dahulu pembuatan tato dilakukan dengan menggunakan duri pohon jeruk yang panjang dan tajam lalu menggunakan jelaga yang berwarna hitam pekat. Tetapi saat ini kehadiran jarum sudah mulai dikenal dan mulai digunakan sebagai pengganti duri pohon jeruk.
Selain itu bahan lain yang perlu dipersiapkan adalah: sake damar (arang damar) yang berasal dari damar mata kucing dan damar batu, upih pinang, seruas bambu buluh, bambu yang dibelah dua, besi gepeng sebesar telunjuk, dan kayu ulin sebesar telunjuk.
Kemudian dimulailah proses pembuatan tato. Pertama-tama damar akan dibakar lalu upih pinang dibengkokan dengan menggunakan asapnya. Arangnya dikumpulkan dan disimpan di lumbung bulug lalu dicampur dengan sedikit air dan diletakan di dalam bambu yang telah dibelah dua. Kulit kemudian ditato dengan cara dicacah menggunakan mata tutang atau jarum yang dipukulkan menggunakan kayu ulin bulat sebesar jari sampai berdarah. Luka yang timbul dari cacahan tersebut akan dibalurkan dengan sale damar. Selain sale damar terkadang juga akan dicampurkan dengan emas atau tembaga. Setelah satu minggu atau satu bulan, luka akan sembuh dengan sendirinya.
Makna-makna tato suku Dayak
Untuk laki-laki terdapat beberapa jenis tato yang memiliki makna sendiri. Tato pada jari menandakan orang tersebut telah berjasa dalam tolong-menolong. Tato motif Bunga Terung atau bunga terong dengan gambar tali nyawa (bentuk usus katak) di tengahnya, memiliki arti si pemilik telah memasuki masa dewasa. Sedangkan tato motif harimau yang diletakan di bagian paha menunjukan status sosial tinggi bagi pemiliknya. Terakhir ada tato motif Ukir Rekong yang terletak di leher yang dibuat dengan tujuan memberi kekuatan pada tenggorokan atau sebagai pelindung agar tidak terpenggal Mandau musuh.
Untuk perempuan tentu saja berbeda bentuk dan artinya. Ada tato Tedak Kassa yang terletak dikaki menandakan bahwa perempuan tersebut sudah dewasa. Serta tato Tedak Usus dan Tedak Hapii yang terletak di tangan berfungsi sebagai pelindung dari roh jahat.
Itu tadi sekilas cerita unik dari tato yang merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Suku Dayak.